Jumat, 26 Februari 2010

MATING


Di jodohkan
Ehhhmmm,,,, apa pendapat teman-teman tentang hal ini..???
Beruntung, jika memang kita sedang tak punya pilihan untuk dijadikan pasangan
Buntung, jika kita sudah punya kekasih hati yang amat sangat kita cintai

Salah satu teman dekat saya mengalaminya, benar-benar seperti kisah disinetron.
Posisinya dia sudah mempunyai seorang kekasih yang amat baik dan amat dicintainya, hanya saja dia masih dalam perjalanan menuju sukses. Sedangkan orang yang dijodohkan dengannya adalah orang yang sangat mapan dari segi kepribadian, harta dan tahta ditambah lagi good looking. Orang tua mana yang tak tergiur dengan tipikal orang seperti ini. Alhasil sahabat saya dipaksa untuk ber-relationship (maaf bahasanya kacau hweheheheh) dengan orang tersebut, dan dengan amat sangat terpaksa sekali dia harus meninggalkan kekasihnya, padahal sang kekasih masih ingin berjuang untuk mempertahankan hubungan mereka namun seakan-akan si kekasih tak pernah diberi kesempatan untuk memperjuangkannya bahkan untuk sekedar mengajukan pembelaan pun sepertinya tak ada kesempatan karena ambisi sang orang tua yang sudah terlanjur memuncak. Benar-benar sulit jika dihadapkan pada 2 pilihan yang menurut kita sama-sama sangat penting untuk hidup kita. Memilih antara orang yang sangat kita cintai dan orang tua yang amat sangat kita cintai dan juga sangat berjasa pada kita.
Dan Ironis memang ketika sebuah poengertian yang lebih dari seorang orang tua dibutuhkan tapi hal tersebut tak bisa dihadirkan sehingga membuat seorang anak tak bisa tidur nyenyak disetiap malamnya karena tertekan. karena sebenarnya disinilah rasa pengertian yang lebih sangat diperlukan dari pihak orang tua dan kekasih untuk memahami perasaan sang korban yng dijodohkan.Beruntung karena si kekasih masih bisa memberikan pengertian yang sangat lebih untuk sahabat saya, dia rela melepaskan shabat saya tanpa rasa marah karena dia tak ingin sahabat saya semakin terlarut dalam pilihan yang cukup sulit dan kesedihan

Selasa, 16 Februari 2010

MERAH

Merah
Langit kota ini memang sering merah di malam hari
Semerah panasnya di siang hari
Semerah emosi para penghuni kota ini
Dan semerah amarahnya yang sering dihadirkannya tanpa alasan untukku
Semerah cintanya untukku
Semerah semangatnya dulu
Semerah semangatku untuk selalu mencintainya

Biru
Langit kotaku yang sering membiru,,,cerah,,,,
Sebiru laut dikotaku yang menenangkan
Sebiru perasaanku
Sebiru kesabaranku
Sebiru harapanku
Sebiru cintaku untuknya

Ku bawa biruku ke merahnya dirimu
Ku hadirkan biruku untuk menenangkanmu
Tapi ternyata merah mu lebih dominan di diri dan duniaku
Memerahkan birunya kesabarn, cinta, dan harapanku
Memerahkan kisah “kita”
Merahnya menguraikan sebuah “kita”
Membuat biruku menjadi pilu

Minggu, 14 Februari 2010

Perjalanan Ke Timur Mencari Ilmu


Ehhhmmm,,, awalnya bingung mau nulis tentang kehidupan perkuliah saya tercinta ini dari mana dan mana yang harus ditulis dulu karena terlalu banyak yang ingin saya uraikan. Saya berkuliah disebuah institut negeri di surabaya. Institut yang sama sekali tak pernah membuat saya tertarik apa lagi terbayangkan untuk masuk di institut ini SAMA SEKALI TAK ADA BAYANGAN melihat jurusan dan sistem perkuliahan serta atmosfer yang SEPERTINYA sama sekali tak bersahabat dengan saya. Berhubung waktu itu saya kurang beruntung dalam ujian SPMB saya terpaksa masuk disalah satu program studi di institut ini. Dan saat itu saya merasa bahwa ini bukanlah pertanda baik bagi saya hehehehehheh (sepertinya saat itu saya kurang sadar untuk bersyukur). Semoga saja hal yang saya tulis ini bukan merupakan hal yang punya pengertian salah heheheheheheehh dan semoga saja tulisannya gak terlalu panjang kali lebar dan hasilnya luas xxiixxixixiixxi.

Pra perkuliahan biasa disebut masa orientasi, seperti firasat awal saya masa orientasi atau di institut ini lebih dikenal dengan masa pengkaderan serasa jadi awal penderitaan saya disini *sedikit lebay. Sistem pengkaderan disini mungkin memang berbeda dengan sistem pengkaderan di universirtas atau institut lain. Disini tiap jurusan mempunyai jenjang pengkaderan masing-masing yang sudah dikonsep sedemikian rupa untuk mengembangkan pola fikir dari setiap mahasiswa. Jadi tidak hanya masa orientasi 3 hari di akhir pekan saja akan tetapi ada beberapa jenjang pelatihan serta kegiatan lagi yang harus diikuti oleh mahasiswa baru selama satu semester lebih untuk bisa diterima oleh warga jurusan yang sudah lebih dulu berkuliah disana, dan pengankatan sebagai warga resmi oleh himpunan merupakan tiket masuk kita untuk bisa aktif berorganisasi. Oya,,,atmosfer organisasi disini amat sangat terasa,institut ini mempunyai struktur organisasi-organisasi yang hampir mirip dengan susunan lembaga-lembaga di negara, ada organisasi yang fungsinya sama seperti DPR, MPR, mahkamah konstitusi, dll, disini juga punya peraturan-peraturan yang cukup terstruktur yang mengatur keorganisasian di institut ini yang fungsinya hampir sama seperti perundang-undangan di indonesia, disini juga dikenal adanya pemilu untuk pemiliha pemimpin-pemimpin dari setiap organisasi, serta setiap tahun ada sebuah rapat umum mahasiswa yang hampir sama seperti sidang istimewa yang berisikan pembacaan dan penerimaan atau penolakan laporan pertanggung jawaban, sebagian besar mahasiswa disini aktif di organisasi.

Awal pengkaderan benar-benar hari-hari yang cukup menyesakan bagi saya, karena mungkin masih belum cukup mengerti akan sistem yang dipaksakan untuk saya ikuti ini, sistem perkuliahan yang cukup membuat orang stres. Pressing, penugasan ini itu, pemberian doktrin ini itu sudah menjadi makanan pokok bagi kami selaku mahasiswa baru, belum lagi ditambah tugas kuliah serta laporan praktikum yang cukup menggunung dan bikin stres. Awalnya sangat sulit bagi kami semua untuk memahami, wajar saja saat itu kami dituntut untuk melakukan ini itu, dilarang melakukan ini itu disertai dengan pressingan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan terlewatinya semua sistem tadi kami baru bisa sadar dan bisa mengambil hikmah dari semua sistem yang dipaksakan pada kami. Satu lagi Yang membuat institut ini berbeda dari universitas lain dengan siste pengkaderannya adalah, disini kami dituntut untuk bisa jadi satu keluarga terutama dalam satu angkatan, kami dituntut untuk bisa mengenali dan mengerti teman seangkatan kami, dan juga wajib mengenal para mbak-mbak dan mas-mas satu jurusan kami, bagi saya inilah sisi istimewanya berkuliah disini. Disini sikap apatis benar-benar diharapkan hilang dari kami. Disini juga ideologi-ideologi serta soft skil kami dikembangkan. Dan benar, jika saya mengamati teman-teman saya 2,5th silam sampai detik ini cukup banyak perubahan yang terjadi pada teman-teman saya, mulai dari yang dulunya dia punya pemikira yang sangat pendek sekarang sudah bisa berfikir untuk jangka panjangnya, dulu yang hanya memikirkan diri sendiri sekarang sudah bisa sangat peduli sekali dengan lingkungannya, dulu yang punya pemikiran sangat picik sekarang bisa punya pemikiran yang sangat bijak, dulu yang orangnya sangat pemalu dan tidak berani berbicara didepan umu sekarang sudah sangat lancar sekali mengemukakan pendapatnya disetisap forum, dulu yang dia amatlah pasif sekarang sudah bisa menjadi orang yang sangat kritis dalam menanggapi, dulu yang orangnnya hanya bisa menuntut ini itu sekarang sudah bisa memberikan solusi, dulu yang orangnya sangat cuek sekarang sudah jadi orang yang sangat kritis, dulu yang orangnya sangatlah pemalas sekarang bisa menjadi sangat rajin, dll.

Ternyata dengan masuk di institut ini bukanlah hal yang buruk, bahkan merupakan hal yang patut disyukuri. Banyak hal yang awalnya saya anggap sebagai hal yang tidak cukup baik dan cukup menyusahkan saya justru merupakan hal yang sangat istimewa yang bisa menempa saya, banyak hal yang mungkin tak bisa saya peroleh jika saya berkuliah di universitas lain. Dari sini saya bisa belajar banyak tentang hidup dan kepribadian seseorang yang bisa membantu saya untuk membentuk suatu pemahaman. Saat ini saya benar-benar merasa beruntung sekali telah diterima di institut ini. Di semester akhir ini saya merasa cukup senang karena akan segera lulus namun juga merasa cukup sedih karena akan berpisah dengan mereka-meraka yang sudah serasa seperti keluarga saya sendiri.

Sabtu, 13 Februari 2010

TOYOTA WAY


Dunia otomotif sedang menjalani fase-fase menentukan pekan ini. Kekuasaan raksasa otomotif Toyota sedang digoyang. Bukan oleh persaingan produk mobil di pasar, namun oleh peristiwa yang cukup memalukan, yakni cacat produksi. Pedal gas di jutaan unit mobil Toyota acap macet, membuat mobil seperti melaju sendiri tanpa bisa dikontrol. Belum tuntas perbaikan pedal gas, muncul lagi keluhan sistem rem di produk paling prestisius, mobil hibrid prius.

Karena berhubungan langsung dengan keselamatan berkendara, tidak terelakkan lagi dua cacat produksi itu menjadi isu besar yang tidak saja menampar langsung Toyota, tetapi juga Jepang. Bagi bangsa yang begitu yang begitu terobsesi dengan kualitas dan ketrampilan teknik tersebut, peristiwa pedal gas dan sistem rem Toyota jelas amat memalukan.

Namun, noda terkotor dalam perjalanan perusahaan kebanggaan bangsa Jepang itu dihadapi dengan berani oleh manajemen. Tanpa membentuk tim khusus serta tanpa menunggu pengadilan konsumen, regulator, dan otoritas yang mengawasi masalah kualitas, pucuk tertinggi manajemen tampil menghadapi krisis. Presiden Direktur Akio Toyoda yang juga cucu pendiri perusahaan langsung meminta maaf secara terbuka atas adanya ketidaksempurnaan itu.

Namun, pernyataan Toyoda itu bukanlah permintaan maaf yang mengiba-iba yang dikemas dalam pidato tang bertele-tele. Setelah mengakui kesalahan yang terjadi, dalam pidato yang hanya enam menit di depan ratusan wartawan, Toyoda menegaskan, janganlah ketidaksempurnaan itu dijadikan alasan untuk mengatakan bahwa komitmen Toyota tentang kualitas telah menurun. "Saya menjamin bahwa Toyota akan meningkatkan komitmennya terhadap kualitas. Dan, saya sendiri akan memimpin di depan," tegasnya.

Toyoda menambahkan, " Itu tidak berarti saya mengklaim bahwa Toyota sempurna dan tidak pernah berbuat salah. Namun ketika kami lalai atau berbuat salah, kami selalu memperbaiki dan mengganti perangkat yang rusak. Kami telah melakukannya pada masa lalu dan kami akan berbuat demikian pada masa mendatang." Toyoda kemudian mengakhiri pernyataan resminya dengan membungkukkan badan dengan takzim sambil sekali lagi menyampaikan permintaan maaf.

Semula beberapa media kecewa dengan timing pidato Toyoda yang dinilai agak terlambat. Namun, setelah melihat ketulusan Toyoda dalam mengakui kesalahan dan menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki, semua akhirnya memberikan hormat atas sikap Toyoda.

Seluruh stake holder dan share holder Toyota menjadi tenteram dengan sikap kesatria sang presiden direktur. Sehari setelah pidato Toyoda, tren penurunan saham Toyota Motor di bursa Tokyo langsung terhenti. Kejujuran, ketegasan, dan keberanian Toyoda menyampaikan permintaan maaf dengan tulus, namun penuh harga diri ternyata jauh lebih efektif mengatasi kepanikan cacat produksi.

Apalagi, upaya toyoda mengatasi krisis cacat produksi tidak berhenti sebatas pidato, namun diikuti dengan tindakan nyata. Toyoda memerintahkan penarikan delapan unit juta Toyota dari berbagai merek di seluruh dunia untuk dilakukan perbaikan. Dana USD 2 miliar digelontorkan ke pusat-pusat servis di negara yang terkena gelombang penarikan itu. Yang terpenting, Toyoda memimpin tim manajemen untuk datang langsung ke episentrum krisis, Amerika. Negara tempat pasar sekaligus kompetitor terbesar, General Motor (GM), bercokol.

Mengamati sepak terjang Toyoda membersitkan kerinduan kualitas kepemimpinan yang sama di negara kita. Negeri ini gaduh oleh berbagai masalah, bisa jadi karena begitu tinggi "harga diri" para pemimpin kita, sehingga lidahnya kelu untuk meminta maaf dan tubuhnya lemas saat akan melakukan tindakan perbaikan nyata. Padahal, itu jauh lebih mudah dan murah daripada yang dilakukan Toyoda.


*Disalin dari kolom Jati Diri pada koran JAWA POS edisi Sabtu 13 Februari 2010

Minggu, 07 Februari 2010

I just need to be alone


Sendiri
Ya,,,aku hanya perlu dan menginginkan untuk sendiri saat ini
Mencoba untuk merenungi semuanya cukup
Hanya dengan dirku sendiri saja
Ya,,,aku hanya perlu untuk menyendiri saat ini
Berkomunikasi dengan diriku sendiri atau hanya sekedar melamun tanpa memikirkan apapun, berkutat dengan dunia dan pikiranku sendiri.
Aku perlu sendiri untuk menenangkan diriku sendiri