Selasa, 24 November 2009
Jogja Yang mengesankan
Ini merupakan sedikit catatan dari saya tentang kota jogja yang beberapa waktu yang lalu sempat saya kunjungi.
Senang sekali rasanya ketika saya bisa berkunjung kekota ini untuk kesekian kalinya lagi. Perjalan saya ke kota jogjakarta saya tempuh dengan menggunakan kereta dari stasiun gubeng surabaya dengan pemberhentian stasiun lempuyangan jogjakarta. Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam kita sampai dijogjakarta sekitar jam 9 malam. Perjalanan kami lanjutkan kekawasan malioboro untuk mencari penginapan. Kesan yang saya tangkap ketika sampai di malioboro adalah jogja yang gak cukup menyenangkan seperti malang (saya sangat menyukai kota malang) memang, tapi cukup mengesankan dan mengagumkan untuk saya. Batik, kerajinan, seni, antik, teratur, dan ramah cukup membuat saya merasa nyaman berada dikota ini.
Sehari Dijogja
Setelah cukup dikesankan dengan keramahan-keramahan yang dihadirkan oleh kota ini. Perjalan pertama kami hari ini adalah ke kompleks candi prambanan. Dari penginapan yang berada dikawasan malioboro menuju kekompleks candi prambanan kami tempuh dengan menggunakan bus trans jogja dan harus ganti bus sebanyak 3 kali. Bus trans jogja ini adalah sebuah kendaraan umum yang beberapa bulan yang lalu mulai dioperasikan dijogjakarta dan kita hanya perlu membayar 3ribu rupiah saja untuk tujuan kemana pun dan meskipun harus berganti bus beberapa kali dengan catatan kita tidak keluar dari halte bus ketika kita harus berganti bus. Bus trans jogja ini cukup nyaman dan bersih dan sedikit berpeluang terjadi tindak kriminal, didalam bus trans jogja ini ada seorang kondektur yang siap membantu kita kemanapun tujuan kita dan selalu memberi keterangan setiap kali ada pemberhentian di halte.
Masuk ke prambanan kita harus merogoh kocek sebesar 15rb per orang untuk memasuki kompleks percandian ini. Di kompleks utama percandian suasananya cukup panas karena memang pepohonan di kompleks candi ini hanya ditanam dibelakang kompleks utama candi ini. Tapi tak perlu khawatir bagi anda yang tidak terlalu nyaman dengan suasana panas disana ada banyak orang yang menyewakan payung seharga 3rb per payung,tapi kita bisa menawarnya sebesar 5 ribu untuk 2 payung atau 10 ribu untuk 5 payung. Selanjutnya ketika kita masuk ke dalam kompleks candi kita akan cukup dikagumkan oleh tumpukan-tumpukan batu yang disusun meninggi, setinggi sebuah gedung tanpa menggunakan perekat (pada jaman dahulu tentunya, sekedar catatan saja sebagian candi telah mengalami perbaikan untuk mempertahankan bangunan, serta saat ini sedang dilakukan perbaikan pasca gempa jogja), serta batu-batu yang di ukir membentuk arca, replika hewan dll yang seakan-akan mengisahkan sebuah cerita. Singkat cerita, konon candi prambanan ini dibangun dalam rangka sebagai syarat dari roro jonggrang (seorang wanita yang paling cantik dimasanya) kepada seorang pria yang ingin menikahinya. Roro jonggrang mengajukan syarat, yaitu membangun 1000 candi dalam waktu semalam (dalam artian gak sampai waktu subuh). Akan tetapi roro jonggrang tidak menghendaki si lelaki yang tidak lain dan tidak bukan adalah si bandung bondowoso. Selanjutnya Roro jonggrang menjalankan rencananya untuk menggagalkan pembuatan 1000 candi tersebut dengan memanipulasi datangnya pagi. Roro jonggrang memukul-mukulkan alu (alat untuk menumbuk padi) hingga membuat ayam berkokok yang berarti juga menandakan datangnya pagi. Alhasil hal ini membuat bandung bondowoso marah karena merasa gagal dan tertipu, selanjutnya dikutuklah roro jonggrang menjadi sebuah candi di kompleks percandian itu. Tapi waktu berada disini saya tidak menemukan patung roro jonggrang tersebut.
Sekedar referensi saja dibelakang kmpleks candi prambanan ini (jalur menuju pintu keluar) ada sebuah taman yang cukup enak untuk beristirahat setelah berpanas-panas ria menyusuri candi.. Perjalanan menuju pintu keluar cukup sejuk karena pohonnya yang cukup rindang di sepanjang areal belakang candi, serta ada areal khusus yang digunakan untuk memelihara rusa sehingga menambah kesan asri. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi oleh alunan musik gamelan yang semakin menambah kesan kentalnya budaya jawa disini. Ada juga sebuah resto yang cukup romantis didalam kompleks candi prambanan ini, harga makanannya pun tidak terlalu mahal, sangat cocok sekali digunakan untuk candle light dinner bersama pasangan. Disekitar kompleks candi prambanan ini ada banyak sekali penjual pernak-pernik, souvenir, dan baju-baju khas jogja dengan harga yang cukup murah bila dibandingkan dengan malioboro sekalipun.
Perjalanan pulang kami tempuh dengan bus trans jogja juga tapi tanpa harus berganti bus. Setelah puas menyusuri kompleks candi prambanan, perjalanan kami berlanjut dengan berkeliling di malioboro. Seperti yang saya tulis diawal tadi, barang-barang disini relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan yang dijual di kompleks candi prambanan, tapi barang-barang disi lebih kondisinya relatif lebih banyak yang baru. Untuk membeli barang di malioboro saya sarankan ajaklah teman yang pandai menawar karna kalau tidak pandai-pandai menawar sudah dapat dipastikan anda akan mendapatkan barang dengan harga yang cukup mahal. Setelah puas dan lelah berkeliling kami putuskan untuk pulang kepenginapan karena keesokan harinya kami sudah harus kembali kekota asal ”surabaya” kota yang cukup melelahkan dan menyebalkan.
Kesan saya tentang jogja adalah Jogja yang mengesankan dan membuat saya ingin kembali menginjakkan kaki disana untuk berkeliling lagi ketempat-tempat yang mungkin akan membuat saya terkesan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kapan ke jogja lagi?? ^^
BalasHapus