Selasa, 01 Desember 2009

PILU


Sabtu, menjelang minggu, dan minggu dini hari. 28 menjelang 29, dan 29 November. Tengah malam, menjelang pagi, dan pagi itu. Benar-benar pilu rasanya mendapati kenyataan itu. Sesuatu yang buruk yang sebelumnya pernah kuperkirakan akhirnya terjadi juga. Benar-benar seperti perkiraan terburukku dan benar-benar tetap terasa pilu. Kepiluan ini bertambah ketika orang yang sangat kusayangi dan juga telah berjuang untuk membesarkanku juga tau dan merasakan kepiluan yang kurasakan. Dia menemaniku rupanya, dia menangis, dia tau pilu yang kurasakan, dan dia pun ikut merasakan pilu yang kurasakan, dia memelukku , dan dia berusaha menegarkanku. Benar-benar sakit sekali rasanya ketika tau dia menangisi keadaanku dan juga turut merasakan apa yang kurasakan. Maaf kan aku ibu, aku sudah menambah bebanmu. Sebenarnya kau tak cukup perlu untuk merasakan semua ini, cukup aku saja, aku benar-benar tak ingin menambah bebanmu, karena kau sudah cukup terlalu banyak merepotkanmu. Maafkan aku ibu. Sakit rasanya ketika melihat kau menangisiku seperti itu. Sakit sekali rasanya, karena air matamu terlalu berharga jika dibuang untuk hal yang seperti ini. Tapi kau selalalu tau apa yang kurasakan, apa yang ku pikirkan, apa yang kubutuhkan. Maafkan aku ibu. Sudah cukup tak perlu bersedih lagi, aku baik-baik saja disini dan akan selalu baik-baik saja, akan ku usahakan dan kupaksakan diriku untuk selalu baik-baik saja hanya untukmu ibu, benar-benar hanya untukmu ibu. Maafkan aku ibu telah membuatmu bersedih,,, maafkan aku.

1 komentar:

  1. bertahan dis.. ayo kita sama-sama bertahan..

    cint balesnya diblogku ya... soalnya aku gak mungkin nengokin kamu kecuali ada postingan baru.. diblogroll.. kan ngga ada notifnya kayak di fb kalo blog mah ;D


    ayo kamu bisa

    BalasHapus