Kamis, 10 Juni 2010

Secuil Kisah Kecil



Susana hujan seperti ini memang selalu berhasil membuat saya untuk terhanyut menikmati dinginnya, mulai merenung dan memikirkan ini itu, seharusnya saya lebih memikirkan tugas akhir saya yang masih jauh dari selesai disaat mendekati deadline tugas akhir seperti ini, tapi hujan mampu merayu saya untuk memikirkan hal yang lain, biarlah saya hanya meminta sedikit waktu saja untuk menikmati hujan dan berfikir tentang kehidupan yang sudah,sedang dan akan saya jalani. Memikirkan hal-hal yang sudah berlalu lalu mengoreksinya, memikirkan apa yang sedang saya sibukkan akhir-akhir ini, dan lagi mengkhayal apa yang akan terjadi nanti.

Khayalan saya terhenti pada masa kecil saya, tak terasa waktu berlari begitu cepat seingat saya kemaren saya masih bermain disebuah desa kecil bersama teman-teman saya berlari main kasti,benthik’an,bentheng2an, layangan, dan masih terngiang omelan ibu dan bapak saya ketika saya mulain ikut2an main disungai yang notabene cukup kotor. Riang bermain ketika hujan turun, melihat banjir, banjir didesa saya dulu bukanlah sesuatu yang menakutkan tapi jadi sebuah hiburan ketika berkubik2 air turun dari gunung yang sudah gundul. Masa kecil yang sangat istimewa, sempat menikmati hal-hal yang dianugerahkan pada kehidupan didesa. Dan sekarang saya sudah segede ini, mulai banyak pikiran dan tanggungan, mulai tak banyak dapat omelan dari bapak ibuk. Dan melihat bapak ibuk saya yang semakin hari semakin menua, jika mengingat semua kasih sayang yang sudah mereka berikan untuk saya dan saudara2 saya. Tak iklas rasanya jika saya membayangkan suatu saat saya akan kehilangan hal itu karena sudah menikah ataupun jatah umur mereka yang sudah habis, benar-benar tak iklas rasanya. Saya masih ingin jadi seorang gadis kecil yang masih sering melakukan kesalahan-kesalahan kecil dan tentunya mendapat banyak omelan dan ibu saya, masih pengen dimarahi sama bapak saya karena malas belajar, masih pengen detemani saat tidur. Tak rela kalau saya membayangkan suatu saat saya akan kehilangan fasilitas kasih sayang yang teramat mewah ini. Benar-benar tak iklas rasanya,saya terlalu menyayangi mereka. Bapak ibuk sampai kapan ya kalian bisa menemaniku, aku benar2 tak iklas kalau membayangkan suatu saat aku akan kehilangan fasilitas kasih sayang dari kalian. Benar-benar tak iklas rasanya.

4 komentar:

  1. iya ya..
    jadi inget masa kecil yang suka hujan hujanan...

    oh ya, siapapun pasti tidak ingin terpisah dari bapak-ibunya. tapi di dunia ini kan gak ada yang selamanya
    semua ada waktunya....

    pada saatnya,
    kita pasti akan sendirian.

    BalasHapus
  2. iya mbak,,,tak ada pesta yang tak usai,,gitu katae orang2 ehheheheh,,,tapi klo membayangkannya kok susah sepertinya heheheheh

    BalasHapus
  3. aku tak mau mengenang masa yang dulu apalagi mengingat ibunda yang sangat baik tetapi sekarang telah berpulang kerahmatNYA yangpenting jalani hari ini supaya lebih baik lagi


    terimaksih atas artikelnya sangat berguna sekali

    BalasHapus
  4. ^_^: iya benar sekali,,,,,maaf kalau postingnya sedikit mengingatkan pada ibunda yang sudah meninggal

    BalasHapus